
KOTAKU, SANGATTA-Wakil Ketua Komisi C DPRD Kutai Timur (Kutim) Jimmy menyoroti ketergantungan dengan sektor batu bara.
Bahkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berminat bekerja di dunia pertambangan itu mencapai 87 persen.
Menurutnya pertambangan batu bara merupakan hal lumrah untuk digandrungi. Hanya saja, tidak semata-mata bertahan dalam zona nyaman, yakni dengan mengekspor batu bara mentah terus-menerus.
Politisi PKS ini khawatir, wilayah dengan pemanfaatan tambang batu bara, khususnya Kutim, akan berhenti beroperasi.
Dia menyarankan agar bisa membuka peluang lapangan kerja baru, serta SDM baru dalam menghadapi tantangan.
Dia menegaskan bahwa batu bara dapat dijadikan sebagai bahan lain seperti kosmetik, metanol, dan juga amonia atau senyawa kimia NH3 dan sebagainya.
Lanjut dia menyebut, kendati tambang batu bara tetap beroperasi, namun seiring berjalannya waktu, diprediksi produksi batu bara itu akan berkurang. Untuk itu, maka perlu dicari peluang lain, yakni dengan mendatangkan keuntungan lain seperti pembukaan lapangan pekerjaan yang lebih massif dengan cara mengubah batu bara tersebut menjadi produk jadi.
“Walau pun pertambangan ini tetap produksi, hanya saja saya rasa pola pemanfaatannya bisa dikembangkan. Mengingat apakah bisa semasif ketika menjual mentah atau dikelola sendiri. Jadi alternatif seperti itu yang perlu dipertimbangkan,” imbuhnya.
Jimmy yang juga merupakan seorang guru itu menyarankan agar terobosan anyar dapat dilakukan. Salah satunya dengan metode gasifikasi batu bara, yaitu proses konversi batu bara menjadi produk gas yang dapat digunakan untuk bahan bakar.
“Bahkan batu bara bisa juga dibuat menjadi bahan baku industri kimia, juga memungkinkan untuk dihadirkan. “Itu kan alternatif, dan perlu persiapkan SDMnya,” tegasnya. (advertorial)
